SCHOOL of MAGICIAN

Cast :

Lee Donghae

Cho Kyuhyun

Seo Joo Hyun

Choi Sooyoung

Im Yoona

Support Cast :

Shin Dong Hee

Na Ri

Han Geng

Length : chapter

Author : Fishymagnae~

~~~

School of Magician – City of Delusion

Tok tok tok

Pintu kediaman shin dong di ketok oleh seseorang. Hari itu, di seoul masih malam sekali. Sekitar pukul setengah satu malam.

“Siapa sih yang bertamu malam-malam begini ?” keluh na ri sambil turun dari tempat tidurnya

Ia segera berjalan menuju ruang keluarga. Ketika di bukakan pintu, ia melihat seseorang mengenakan jubah.

“anda siapa ?”

^^^^^

Shin dong yang merasa istrinya sudah tidak tidur disebelahnya segera bangun dan mencari keberadaan istrinya.

Saat keluar kamar, ia melihat lampu ruang tamu menyala. Ia pun akhirnya berjalan ke arah ruang tamu.

Di sana, terlihat istirnya sedang mengobrol dengan seseorang yang sedang memegang sebuah jubah. Shin dong menyadari kalo orang itu bukan lah seorang manusia biasa. Ia pasti seorang penyihir.

“anda siapa ?” tanya shin dong dingin sambil berjalan mendekati istrinya

Lelaki itu tersenyum ramah, “perkenalkan mr. Lee. Saya Han Geng, saya berasal dari Screet Magician school”

Shin dong tak langsung percaya dengan lelaki jangkung itu, ia segera duduk di sebelah istrinya.

“mana tanda pengenalmu ?” selidik Shindong

Han Geng tertawa ramah, “seperti yang sudah saya duga, anda pasti tidak mempercayai dengan kedatangan saya. Jadi saya membawa ini” ucap Han Geng yang langsung menyetrikkan jari tengah dan jempolnya

Tiba-tiba di genggaman tangannya sudah berisi sebuah dokumen. Shin dong dan Na ri yang melihatnya merasa takjub.

“sebenarnya saya dilarang menggunakan sihir di luar dunia sihir. Namun karena kalian adalah muggle terpilih, maka kalian di izinkan untuk melihatnya” ucap Han Geng, “ini” ucapnya lagi sambil memberikan dokumen itu

Shin dong membaca teliti dokumen itu. Sebuah dokumen yang berisi keterangan dari kementrian dunia sihir tentang Han Geng dan Donghae.

“langsung saja, tujuan saya datang ke sini adalah untuk membawa donghae pergi ke city of delusion. Kami ingin mengajarkannya tentang sihir” ucap Han Geng

“dia sedang beristirahat” ucap Na Ri

“Saya hanya ingin melihat donghae”

Shin dong dan na ri pun mengajak Han Geng untuk pergi ke kamar Donghae. Sesampainya di sana, Han Geng segera masuk dan berdiri di samping tempat tidur Donghae. Ia memandang Donghae sambil tersenyum.

“wajahnya mirip Sungmin hyung dan bentuk matanya mirip Sun Kyu noona” ucapnya sambil tersenyum

“memang. Itulah yang membuatku ingin dia tetap di sini, agar aku tetap melihat Sun Kyu noona” ucap Shindong sambil ikut memandang donghae

“kita keluar saja, jangan mengganggu Donghae”

^^^^^

“ahjussi semalam masuk ke kamarku yaa ?” tanya Donghae saat ia dan pamannya sedang membersihkan taman rumahnya

Shindong yang sedang menyapu segera menghentikan aktivitasnya. Ia teringat akan perkataan han kyung semalam.

Flashback

“saya akan membawa donghae besok. Ia harus segera di latih” ucap Han Geng saat mereka sampai di bawah

“jadi kau ingin mengorbankan Donghae ? jangan harap kalian bisa mengorbankan Donghae seperti kalian mengorbankan noona dan sungmin hyung” omel Shindong

“anio mr. Lee. Kami tidak akan mengorbankan Donghae, tapi hanya dia yang bisa mengalahkan Seung Hyun. Hanya dia yang mempunyai kekuatan itu”

Shindong melihat mata han kyung yang menunjukkan kejujuran. Sebenarnya ia juga ingin melepaskan Donghae untuk belajar di SM seperti impian noona dan hyungnya. Tapi ia takut kalau nanti Donghae akan mati sia-sia seperti yang terjadi pada kedua orang tuanya.

^^^^^

Donghae memandang pamannya itu. Ucapan Han Geng semalam masih terniang di pikirannya. Apa ia harus merelakan donghae ?

“ahjussi ?” panggil Donghae sekali lagi. Ini sudah menjadi panggilannya yang ke sepuluh sejak tadi

“ah, ne ?” tanya Shindong yang baru saja sadar dari lamunannya itu

“kau melamun ahjussi ? ada masalah ?” tanya Donghae

“kau adalah anak baik Hae. Aku sangat menyayangimu” ucapnya lalu memeluk Donghae

Donghae benar-benar kaget dengan prilaku pamannya pagi itu. Ada apa dengan pamannya itu ? kenapa tiba-tiba sifatnya lunak ke Donghae ?

Shindong melepas pelukannya, lalu tersenyum sambil memandang Donghae

“wajahmu mengingatkanku pada Sungmin hyung, dan matamu mengingatkanku pada noona” ucap Shindong sambil memegang wajah Donghae. Donghae membulatkan matanya. Kaget.

Shindong tersenyum ramah, “itulah yang membuatku tidak bisa melepasmu. Karena kau mengingatkanku pada hal terindah yang pernah aku miliki” ucapnya lalu mengacak-ngacak rambut Donghae

“Appa, hyung. Kata eomma makan pagi sudah siap” panggil Junsu

Donghae dan Shindong memandang Junsu lalu tertawa. Mereka segera menghampiri Junsu dan membawanya ke meja makan.

^^^^^

Makan pagi di keluarga Shindong berjalan sunyi. Memang, saat makan mereka saling menjaga sikap dengan tidak mengobrol. Kecuali memang ada hal penting yang tidak bisa di tunggu sampai selesai makan.

“Donghae, ada yang ingin aku bicarakan” ucap Shindong saat ia dan Donghae sedang mencuci piring

“Apa ?”

Shindong menarik napasnya sesaat. Ia benar-benar tidak rela ingin mengatakan ini pada Donghae. Namun, janji dengan noonanya untuk menyekolahkan Donghae di SM, membuat Shindong berusaha menguatkan hatinya.

“Kau mau sekolah di SM ?”

“SM ?” Donghae mengerutkan keningnya, nama itu sepertinya sudah tidak asing untuk dirinya

“Sekolah sihir yang dulu digunakan oleh Appa dan Eommamu untuk menuntut ilmu” jelas Shindong

Donghae kaget. Ia bahkan hampir menjatuhkan semua piring yang sedang ia pegang

“hati-hati. Ini piring kesukaan junsu. Kalau sampai pecah dia pasti akan marah”

Donghae tertawa mendengar ucapan ahjussinya itu. Ia membayangkan bagaimana wajah Junsu yang marah. Hahaha, pasti sangat lucu.

^^^^^

Donghae terus memandang sebuah foto yang terpajang di meja belajarnya. Foto seorang yeoja cantik dan seorang namja tampan yang sedang tersenyum kepada seorang bayi. Ya, foto itu adalah foto kedua orang tuanya dan dirinya.

Ia tersenyum miris melihat foto itu. “andai aku masih bisa merasakan pelukan itu sekarang”

Ia lalu meletakkan foto itu kembali ke tempatnya. Kini, ia sedang merebahkan tubuhnya di atas kasurnya.

Donghae terbayang wajah kedua orang tuanya yang sedang tersenyum memandangnya dari langit. Andaikan, yaa andaikan orang tuanya masih hidup. Andaikan mereka masih mejaga Donghae.

Tok tok tok

Donghae segera bangun dari tempat tidurnya. Membukakan pintu, dan tercengang atas orang yang berada di balik pintunya.

“Kau yang di mimpiku kan ?” ucap Donghae tak percaya, pria itu tersenyum melihat donghae

“Apa aku sedang mimpi ?” batinnya, ia pun segera mencubit lengan kanannya. “auuu, ini bukan mimpi” batinnya lagi

“Ini bukan mimpi Lee Donghae. Aku memang sering datang ke mimpimu”

“Kau bahkan bisa membaca pikiran ku” ujar Donghae polos. Namja di hadapannya tersenyum.

“Kenalkan, namaku Han Geng. Aku adalah guru pertahanan ilmu hitam di Screet Magcian school. Sebuah sekolah sihir yang mulai besok akan menjadi sekolahmu” ucapnya

Donghae mengerutkan dahinya. Ia lalu memandang bingung ke arah namja itu.

“Baiklah, karena sekarang kau sudah mengetahuinya. Jadi besok aku akan menjemputmu lagi dan membawamu ke city of delusion” ucapnya

Donghae dibuatnya semakin bingung. “City of Delusion ?” tanyanya

Pria jangkung di hadapannya tertawa ringan, “Aku lupa, kau belum mengena City of Delusion”. Ia lalu berjalan memasuki kamar Donghae.

“City of Delusion adalah sebuah kota tempat para penyihir sepertimu tinggal. Disana terdapat sebuah sekolah, SM atau lebih tepatnya School of Magician. Tempatmu akan bersekolah nantinya”

Sebenarnya Donghae masih bingung dengan apa yang di ucapakan oleh Hangeng. Namun ia takut untuk menanyakannya pada lelaki itu.

^^^^^

“Hyung mau kemana ?” tanya Junsu saat ia melihat Donghae sedang merapihkan barang-barangnya.

Donghae memandang Junsu sambil tersenyum manis. “Hyung akan pergi sebentar. Kau jaga ahjussi dan ahjuma yaa. Jangan bandel” pesan Donghae.

Junsu hanya memandangan Donghae bingung. Hyungnya itu semakin sibuk merapihkan semua barang-barangnya, ia hanya meninggalkan beberapa barang untuk ditinggal dikamar itu.

Setelah semuanya rapi, Donghae kembali memandang Junsu yang masih setia memandanganya. “Kita makan malam yuk Junsu” ajak Donghae. Namja itu segera menggandeng tangan Junsu dan membawanya menuruni tangga menuju ruang makan.

Disana, Shindong dan Nari sudah duduk dimeja makan. Mereka tinggal menunggu kedatangan Donghae dan Junsu untuk makan.

Makan malam hari itu adalah makan malam terakhir sebelum Donghae berangkat ke City of Delusion. Na ri sengaja memasak semua makanan kesukaan Donghae. Mulai dari doritan sampai kimchi.

“Ahjumma, tumben kau masak ini semua” ucap Donghae saat melihat semua makanan kesukaannya ada diatas meja.

Na Ri tertawa ringan, “Mungkin saja nanti saat sudah di City of Delusion kau akan merindukan masakanku”

“Pasti Ahjumma”

^^^^^

Shindong menatap lelaki jangkung yang ada dihadapannya. Hangeng balik menatap Shindong dengan tatapan aku-akan-menjaga-Donghae-. Tak lama Donghae keluar dari rumah Shindong didampingi Na Ri dan Junsu.

“Ayo Donghae” ajak Hangeng

Donghae memandang keluarganya sekilas. Ia merasa berat untuk meninggalkan keluarga yang selama 18 tahun ini sudah menjaganya. Shindong, pamannya yang walaupun keras namun sangat menyayanginya. Na Ri, istri Shindong yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, penuh kasih sayang dan kelembutan. Dan Junsu, adik sepupunya yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri.

Donghae kembali tersenyum sebelum melangkahkan kakinya pergi dari rumah itu. Langkahnya terasa berat untuk meninggalkan rumah itu.

Donghae dan Hangeng pun akhirnya sampai dimotor besar milik Hangeng. Hangeng segera menyalakan mesin motor tersebut, sementara Donghae masih terus memandang Shindong dan keluarga.

“Pergilah” ucap Na Ri. Suaranya berat, seperti menahan tangis.

“Hyung, aku akan merindukanmu” ucap Junsu.

“Jangan lupa seringlah berkunjung kemari” ucap Shindong akhirnya. Ia pun segera memeluk Dinghae. Na Ri dan Junsu pun ikut memeluk Donghae.

“Mianhae, tapi waktu kita tidak lama” ucap Hangeng yang menyadarkan keluarga itu setelah berpelukan cukup lama.

“Mianhae”

Donghae pun segera naik ke atas motor Hangeng. Sebelum motornya jalan Hangeng tersenyum kepada Shindong. “Terima kasih sudah menjaga Donghae selama ini”.

Brumm

Motor pun berjalan menerobos kegelapan malam hari di Seoul. Diujung jalan, motor yang dikendarai Hangeng mulai tidak menapakkan bannya di aspal lagi. Motor itu terbang.

“Omona”

Hangeng tertawa kecil mendengar suara Donghae. “Jangan takut, ini supaya kita cepat sampai”

^^^^^

Keesokan paginya Donghae diajak oleh Hangeng untuk melihat-lihat City of Delusion. Atau mungkin lebih tepatnya Donghae diajak berbelanja di Market Delusion, pasar yang ada disana.

“Tapi aku tidak punya uang ahjussi” ucap Donghae

“Kita akan mengambil uang milik kedua orang tuamu. Dulu mereka menabung untuk membiayai hidupmu, dan sampai sekarang uang mereka masih ada di bank” jelas Hangeng.

Hangeng mengajak Donghae berjalan menuju sebuah bank yang ada dipusat Market Delusion. Bank itu dijaga oleh para goblin. Goblin adalah semacam peri penjaga yang dapat dipercaya untuk menjaga barang, makanya mereka dipercaya untuk menjaga bank.

“Goblin disana kurang ramah. Jadi jangan jauh–jauh dariku” ucap Hangeng, Donghae semakin merapatkan tubuhnya pada Hangeng.

“Mr. Lee Sungmin dan Mrs. Lee Sun Kyu” ucap Hangeng pada seorang goblin yang bertindak menjadi manager.

Goblin itu menatap Hangeng dan Donghae bergantian. Ia lalu meneprokkan tanganya untuk memanggil goblin lain untuk membawa Hangeng dan Donghae ke tempat penyimpanan.

Donghae semakin merapatkan tubuhnya pada Hangeng saat menyadari semua goblin yang ada diruangan itu terus menatapnya.

Setelah menaiki sebuah kereta *maksudnya kereta yang buat ke tempat penyimpanan yang kayak di Harry Potter hehe* mereka akhirnya sampai disebuah pintu yang mirip pintu berangkas, namun lebih besar.

Goblin itu lalu memasukkan jari telunjukknya sebagai kunci. Tak lama pintu itu terbuka dan terlihatlah koin emas yang sangat banyak berada didalamnya.

“Kau ambil sesukamu” ucap Hangeng. Sedangkan Donghae masih saja diam. Hangeng segera menepuk punggung Donghae dan sedikit mendorong Donghae agar memasuki ruang penyimpanan uang orang tuanya.

Donghae masih saja diam. Akhirnya Hangeng ikut masuk ke dalam ruang penyimpangan itu dan memberikan sebuah kantong kecil untuk menaruh uang tersebut.

^^^^^

“Sekarang kau mau membeli apa lagi ?” tanya Hangeng pada Donghae yang berjalan disebelahnya.

Mereka sudah berkeliling Market Delusion dan sudah membeli banyak barang untuk kebutuhan Donghae. Diantaranya buku-buku, jubah, dan seekor anak anjing.

“Ah, kau harus membeli tongkat. Hae-ah pergilah ke toko itu dan pilih lah sebuah tongkat sihir. Aku ada keperluan sebentar, nanti aku akan kembali”

Donghae melangkahkan kakinya menuju sebuah toko yang ditunjuk oleh Hangeng tadi. Ia lalu segera memasuki toko tersebut.

“Annyeong ahjussi, aku ingin membeli sebuah tongkat” ucap Donghae pada seorang lelaki yang diyakininya adalah pemilik toko ini.

“Siapa namamu ? setiap orang yang terlahir sebagai penyihir sudah memliki tongkat masing-masing” ucap lelaki  tersebut.

“Lee Donghae imnida” ucap Donghae. Lelaki tersebut menghentikan aktifitasnya mencari buku yang berisi daftar tongkat penyihir.

“Donghae-ssi, benarkah itu kau ?”

“N..ne”

“Sungguh beruntungnya aku hari ini. Jadi kau ingin membeli tongkat sihirmu ?” tanya lelaki tersebut. Donghae mengangguk.

“Kenalkan, namaku Kim Jaejoong” ucapnya lalu berjalan menuju rak-rak yang ada disana.

Jaejoong lalu mengambil sebuah kotak yang berisi sebuah tongkat sihir. “Omona” wajahnya tiba-tiba berubah panik. Ia lalu menatap Donghae sekilas lalu menghembuskan napasnya.

“Milikmu” ucap Jaejoong sambil menyerahkan sebuah tongkat sihir

Donghae menerima tongkat sihir itu. Jaejoong mengisyaratkan Donghae agar mencoba tongkat sihir itu.

“Beberapa tongkat sihir terpilih memiliki pasangan. Dan tongkat sihirmu adalah salah satu dari tongkat sihir pilihan yang memiliki pasangan”

Donghae dibuat bingung oleh kata-kata jaejoong. Jaejoong bisa menangkap kebingungan dalam diri Donghae.

“Tongkat sihir mu berpasangan dengan Seung Hyun” ucapnya lagi

Donghae mengerutkan keningnya mendengar ucapan Jaejoong. Jaejoong berjalan meninggalkan Donghae menuju ke rak tempat ia menyimpan tongkat sihir Donghae tadi.

“Sudah ?” tanya Hangeng yang tiba-tiba datang mengagetkan Donghae. Donghae mengangguk mendengar pertanyaan dari Hangeng.

“Gamsahamnida Mr. Jaejoong” ucap Hangeng sambil menuntun Donghae meninggalkan toko itu.

^^^^^

“Semua telah kau beli, sekarang lebih baik kau istirahat. Besok kita akan pergi ke SM” ucap Hangeng saat mereka sampai disebuah penginapan.

“Ne, Selamat tidur ahjussi” ucap Donghae yang langsung berjalan memasuki kamarnya.

Hangeng tersenyum lembut mendengar jawaban Donghae. Ia lalu segera memasuki kamar yang terletak disebelah kamar Donghae dan mulai beristirahat.

Di dalam kamarnya, Donghae tidak langsung tidur. Namja itu malah membuka-buka beberapa buku yang tadi dibelikan oleh Hangeng. Perhatiannya tertuju pada sebuah buku.

“Jika ingin membukanya, kau harus menyayanginya ?” tanyanya pada diri sendiri saat membaca petunjuk yang ada discover buku tersebut.

Donghae memandang anak anjing yang tadi ia baru beli. “Bada, apa kau tau maksudnya ?” tanyanya pada anak anjing tersebut. Sedangkan Bada, anak anjing tersebut malah sibuk bermain dengan gulungan benang.

Donghae lalu membuka buku itu dengan asal. Dan yang terjadi adalah buku itu berusaha menggigit Donghae. Namja itu spontan membuang buku itu ke lantai. Namun buku itu tetap berjalan mencari sesuatu untuk dimakannya.

“Menyayanginya ?” Donghae kembali mengingat kata-kata untuk membuka tubuh itu. “Arraseo” ucapnya saat mengeti apa yang dimaksud oleh buku tersebut.

Ia lalu mengambil pengikat tirai tempat tidurnya dan bersiap mengikat buku tersebut. Sekali loncatan, buku tersebut kini sudah tidak berjalan-jalan lagi. Donghae berhasil mengikatnya dan lama kelamaan buku itu pun akhirnya diam.

Setelah itu Donghae segera mengelus buku tersebut dan perlahan-lahan membuka buku tersebut. Dan ajaib! Buku itu sudah tidak memberontak seperti tadi.

Donghae tersenyum pada dirinya sendiri. Akhirnya ia berhasil menaklukan buku tersebut. Setelah merapihkan barang-barangnya kembali. Donghae akhir memutuskan untuk tidur.

^^^^^

Donghae dan Hangeng melangkahkan kakinya menuju sebuah peron yang ada disebuah stasiun. Hangeng menatap Donghae saat mereka berhenti disebuah dinding peron yang terletak di antara nomor 12 dan 14.

“Ini adalah peron nomor 13. Satu-satunya gerbang dari dunia manusia untuk menuju City of Delusion. Sekarang, kau harus berlari untuk menembus dinding tersebut” ucap Hangeng

“menembusnya ? mana aku bisa” ucap Donghae

“Lakukanlah” suruh Hangeng sambil mendorong Donghae ke arah dinding tersebut.

Donghae segera menutup matanya saat menembus dinding tersebut. Dan sedetik kemudian ia sudah ada di sisi lain dari stasiun tadi. Sebuah stasiun yang terlihat lebih kuno dari pada stasiun di Seoul tadi tapi terlihat lebih indah kalau diperhatikan baik-baik.

“Ini Station Delusion. Tempat pertama yang akan kau lewati untuk menuju SM. Ini tiket keretamu. Cepat naik dan cari tempat duduk. Sampai bertemu di SM Lee Donghae” ucap Hangeng yang tiba-tiba saja langsung menghilang.

Donghae segera melangkahkan kakinya menuju sebuah kereta yang sudah bersiap-siap akan berangkat. Setelah memasuki kereta tersebut, Donghae berjalan menelusuri gerbong-gerbong kereta mencari tempat duduknya.

“Ahjumma, aku beli kacang” ucap seorang yeoja  pada seorang ahjumma yang menjual makanan didalam kereta.

Donghae menghentikan langkahnya didekat pintu tempat duduk yeoja tersebut. Setelah memberikan uang untuk membayar kacang itu pada Ahjumma tersebut, yeoja itu melirik ke arah Donghae.

“Sedang mencari tempat duduk ?” tanya yeoja itu, Donghae mengangguk kikuk mendengar pertanyaan yeoja itu.

“Tempatku kosong, kau bisa duduk disini” ucap yeoja itu

“Gomawo” ucap Donghae saat memasuki tempat duduk yeoja itu.

Yeoja itu tersenyum mendengar ucapan Donghae. “Perkenalkan, namaku Seo Joo Hyun. Kau bisa memanggilku Seohyun”

“Lee Donghae imnida” ucap Donghae memperkenalkan diri. Seohyun membulatkan matanya.

“Kau Lee Donghae ? omona, bagaimana bisa penyihir hebat sepertimu baru masuk SM saat berumur 18 tahun ? kau harusnya sejak kecil sudah ada disana” ucap Seohyun

“Kau mengenalku ?” tanya Donghae bingung

Seohyun menepuk jidatnya sendiri. “Siapa pun pasti mengenal kau Donghae oppa. Hanya kau lah penyihir yang bisa mengalahkan Seung Hyun dan membebaskan City of Delusion dari bayang-bayang penyihri kegelapan itu”

“Kau punya nyali besar juga. Beraninya kau menyebut nama penyihir kegelapan itu” ucap seorang namja yang tiba-tiba duduk disebelah Seohyun.

“Mau apa kau disini Mr. Cho ?” tanya Seohyun ketus

“Tempat yang lain penuh. Dan ku lihat hanya tempat ini yang masih kosong” ucap namja itu santai. “Jadi kau Lee Donghae ? perkenalkan aku Kyuhyun. Cho Kyuhyun”

“Donghae imnida”

Seohyun melirik sinis ke arah Kyuhyun. Yeoja itu lalu mulai membuka kacang yang tadi Ia beli.

“Kau mau Donghae ?” tawarnya pada Donghae. Donghae menerima pemberian Seohyun dan mengambil beberapa kacang yang ada di dalamnya.

Setelah Donghae mengambilnya, Seohyun segera menarik kembali bungkusan kacang tersebut saat Kyuhyun mulai mengambil kacang tersebut. Seohyun pun mulai memakan kacang tersebut tanpa memperdulikan Kyuhyun yang menatapnya dengan tatapan mematikan.

Srekk

Kyuhyun mengambil bungkusan kacang yang sedang dipegang oleh Seohyun. Seohyun menatap Kyuhyun dengan tatapan mematikan dan Kyuhyun membalasnya dengan terus memakan kacang tersebut.

Setelah habis, bungkusan kacang tersebut dikembalikan pada Seohyun. Seohyun menerima bungkusan kosong itu sambil terus menatap tajam ke arah Kyuhyun.

“Donghae-ah selama ini kau tinggal dimana ?” tanya Kyuhyun

“Korea Selatan. Lebih tepatnya di Seoul”

“Benarkah ? aku juga dari Korea Selatan. Tapi aku tinggal di Busan” jelas Kyuhyun

“Kalau kau Seohyun, kau dari mana ?” tanya Donghae, Seohyun yang tadinya hanya memanyunkan bibirnya kini mulai menari lagi dan memberikan sebuah senyuman pada Donghae.

“Aku juga tinggal di Seoul. Ternyata kita berasal dari kota yang sama. Kau tinggal dekat mana ? siapa tau aku bisa berkunjung” ucap Seohyun

“Kau tau toko roti EverLasting Bread ?” tanya Donghae, Seohyun mengangguk mantap.

“Aku selalu membeli kue disana. Kue disana benar-benar enak” ucap Seohyun

“Aku tinggal disana” jelas Donghae

“Jadi kau anak Shindong ahjussi ? bagaimana aku tidak tau ?”

“Pabo. Orang tua Donghae itu Lee Sungmin dan Lee Sun Kyu. Kau tidak diberitahu oleh orang tua mu apa ?” sambung Kyuhyun

“Diam kau evil !” jawab Seohyun dengan nada ketus.

“Anio Seohyun-aah. Aku adalah keponakan dari Shindong ahjussi” jelas Donghae

Seohyun menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia lalu segera mengeluarkan sebuah buku dari tasnya dan mulai membacanya. Sedangkan Kyuhyun sudah sejak tadi bermain dengan psp kesayanannya dan Donghae masih asik merapihkan barang-barang ditasnya.

“Sebentar lagi kita akan sampai di Screet Magician School” ucap seorang yeoja yang bergema diseluruh ruangan tempat duduk yang ada didalam kereta.

Seohyun dan Kyuhyun segera memasukkan barang-barang yang tadi mereka mainkan dan mulai mengeluarkan jubah. Sednagkan Donghae hanya memperhatikan kedua teman barunya itu.

“Kau tidak menggunakan jubahmu Donghae-aah ? kita sudah hampir sampai di sekolah” ucap Seohyun mengingatkan Donghae. Namja itu segera mengeluarkan jubahnya dan mulai memakainya.

Kereta berhenti. Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, mereka segera keluar dari pintu-pintu yang sudah dibukakan oleh para senior mereka di SM.

Di luar terlihat seorang pria yang akan membimbing mereka menuju Screet Magician School. “Ikuti aku” ucapnya dan dengan segera semua orang yang baru turun dari kereta segera mengikutinya.

“Kalian naik ini untuk sampai di SM” ucap lelaki itu sambil menunjukkan sebuah kereta kuda.

Setelah gilirannya, Donghae, Kyuhyun dan Seohyun segera menaiki kereta kudanya. Baru saja kereta berjalan beberapa langkah, seseorang memanggil kereta mereka.

“Tunggu” ucap seorang yeoja sambil berlari mengejar kereta kuda tersebut.

“Aku boleh bergabung ? kereta yang lain penuh” ucap yeoja itu.

Donghae dan Seohyun mengangguk sambil menyunggingkan sebuah senyuman. Sedangkan Kyuhyun hanya diam. Yeoja itu segera menaiki kereta itu dan duduk disebelah Donghae.

“Perkenalkan, Choi Sooyoung imnida”

Perjalanan dari stasiun kereta menuju SM lumayan jauh. Setelah 15 menit menaiki kereta kuda, mereka akhirnya sampai juga di SM.

Donghae, Kyuhyun, Seohyun dan Sooyoung dibuat terkesima oleh banguna SM yang sangat besar, elegan dan juga sangat indah.

Mereka pun berjalan diantara lorong-lorong bersama teman-teman mereka. Langkah mereka terhenti di depan sebuah pintu yang sangat besar. Tak lama dari dalam ruangan itu keluar seorang yeoja yang sangat cantik dan juga anggun.

“Perkenalkan nama saya Jessica Jung, saya adalah guru bagian ramuan” ucapnya sambil menyunggingkan sebuah senyuman.

“Didepan kalian ini adalah pintu untuk memasuki ruang makan bersama. Didalam sana, terdapat para guru-guru dan seluruh murid Screet Magician School. Mulai saat ini kalian telah menjadi bagian dari kami” ucapnya

“Sekarang, mari ikuti aku” ucapnya sambil mulai memegang handel pintu.

“Aigoo, hampir saja lupa” ucapnya sambil membalikkan tubuhnya. “Selamat datang di Screet Magician School”.

^^^^^

Akhirnya selesai juga part duanya hehe

mianhae kalo banyak typo dan juga sangat menegecewakan. mianhae juga kalo banyak banget bagian yang mirip sama harry potter aslinya. mianhae jeongmal mianhae.

untuk couplenya aku masih belom tau mau pake seokyu atau kyuyoung hehe

nah, sekarang silahkan berikan komenar untukku yaa ^^ hehe